Pedagang Kios Pasar Srengat Keluhkan Sepinya Pembeli, Pemkab Blitar Dianggap Tidak Tanggap

Beberapa kios /lapak di Pasar Srengat tutup awal karena sepi pembeli. (ist)
Beberapa kios /lapak di Pasar Srengat tutup awal karena sepi pembeli. (ist)
b-news.id leaderboard

KABUPATEN BLITAR | B-news.id -  Kondisi para pedagang kios di Pasar Srengat, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, semakin memprihatinkan. Pasar yang dulunya ramai sebagai pusat perekonomian lokal kini mengalami masa suram.

Sejumlah kios tampak kosong tanpa aktivitas jual beli. Para pedagang mengeluhkan sepinya pengunjung yang berakibat pada menurunnya pendapatan mereka. Bahkan, beberapa kios telah tutup karena tidak mampu bertahan menghadapi kondisi ini.

Ketua Paguyuban Pasar Srengat Suharko, mengungkapkan bahwa kondisi kios yang mati suri disebabkan oleh persaingan tidak sehat dari pedagang liar.

Pedagang liar ini datang dari luar maupun dari daerah sekitar, namun mereka tidak berjualan di dalam area pasar resmi. Sebaliknya, mereka mendirikan lapak di sepanjang trotoar dan area jalanan di luar pasar.

"Pedagang liar ini menjual dengan harga yang lebih murah dan menarik lebih banyak pembeli. Akibatnya, kios di dalam pasar menjadi sepi karena konsumen lebih memilih berbelanja di luar pasar," keluh Suharko

Menurut Suharko, situasi ini sudah berlangsung cukup lama, namun belum ada tindakan nyata dari pihak berwenang untuk menertibkan pedagang liar tersebut.

Padahal, para pedagang resmi di pasar telah membayar sewa kios dan berbagai biaya operasional lainnya.

"Kami sudah membayar sewa kios setiap bulan, tapi justru kami yang harus bersaing dengan pedagang liar. Ini jelas tidak adil," tambahnya.

Sejumlah pedagang lainnya juga turut mengutarakan keresahan yang sama. Mereka merasa bahwa pemangku kebijakan dan pihak terkait di pemerintah daerah belum mampu memberikan solusi atas permasalahan ini.

"Kami sudah melaporkan masalah ini berkali-kali, tapi sampai sekarang tidak ada tindakan tegas. Kami merasa seperti diabaikan," ungkap seorang pedagang lain yang enggan disebutkan namanya.

Baca Juga : Pjs Bupati Blitar Jumadi Hadiri Peringatan HSN di Alun-alun Kanigoro

Pedagang kios Pasar Srengat mengeluh karena pembeli sepi. (ist)

Ironisnya, Pasar Srengat yang sejak dulu dikenal sebagai pusat peredaran ekonomi tradisional di wilayah Blitar, kini justru diabaikan oleh para pembeli. Dahulu, pasar ini merupakan tempat bertemunya berbagai lapisan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Namun, dengan munculnya pedagang liar, pasar kehilangan daya tariknya, dan pedagang resmi yang menggantungkan hidup di kios-kios tersebut kini berada di ambang kebangkrutan.

Kondisi trotoar dan area jalan di sekitar pasar yang dipenuhi pedagang liar juga menimbulkan masalah lalu lintas. Banyak kendaraan yang parkir sembarangan di depan kios-kios resmi, menghalangi akses pembeli yang ingin berbelanja di dalam pasar.

Baca Juga : 12 Desa di Kabupaten Blitar Terima Dana PISEW Rp 3 Miliar dari APBN 2024

"Banyak kendaraan parkir di depan kios kami, jadi orang yang ingin masuk ke dalam pasar pun kesulitan. Ini sangat merugikan kami," tutur Suharko.

Para pedagang berharap pemerintah daerah segera mengambil langkah tegas untuk mengatasi masalah ini. Mereka menuntut adanya penertiban pedagang liar serta perbaikan akses jalan dan parkir di sekitar pasar.

"Kalau kondisi ini dibiarkan terus, kami tidak tahu berapa lama lagi bisa bertahan. Pendapatan kami sudah sangat menurun, dan kami tidak bisa terus seperti ini," ujar seorang pedagang lain.

Sejauh ini, belum ada tanggapan resmi dari pemerintah daerah terkait keluhan para pedagang tersebut. Meski demikian, para pedagang tetap berharap ada perhatian lebih dari pemangku kebijakan untuk menyelamatkan Pasar Srengat dari keterpurukan.

Kondisi ini juga menjadi refleksi bagi semua pihak terkait, baik pemerintah daerah maupun masyarakat, agar lebih mendukung keberadaan pasar tradisional yang menjadi tulang punggung ekonomi lokal.

Pasar Srengat, yang dulu menjadi simbol kekuatan ekonomi masyarakat Blitar, kini membutuhkan perhatian serius untuk bangkit kembali. Jika tidak segera diatasi, bukan tidak mungkin pasar ini akan semakin ditinggalkan dan kehilangan fungsinya sebagai pusat ekonomi daerah. (sms)

b-news.id skyscraper

Berita Lainnya

b-news.id skyscraper