KABUPATEN BLITAR | B-news.id - Desa Lorejo secara administratif masuk wilayah Kecamatan Bakung Kabupaten Blitar. Desa yang luasnya mencapai 8,73 km2 ini berpenduduk 3.456 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 1 751 jiwa dan perempuan 1705 jiwa, terhimpun dalam 1 300 kartu keluarga (KK).
Secara kewilayahan, Desa Lorejo dibagi 3 dusun, 25 RT 6 RW masing-masing, dusun Krajan, dusun Ngebrug, dusun Kedunganti, dengan batas wilayah desa, sebelah Utara Desa Bendosari Kecamatan Kademangan, sebelah Selatan Desa Tumpakkepuh Kecamatan Bakung, sebelah Timur Desa Pasiraman Kecamatan Wonotirto, sebelah Barat Desa Kedung Banteng Kecamatan Bakung.
Orbitasi atau letak desa Lorejo, jarak ke Ibu kota Kecamatan Bakung 7 km, lama jarak tempuh 15 menit dengan menggunakan kendaraan bermotor roda dua atau roda empat, dan 1,5 jam dengan jalan kaki.
Jarak ke ibu kota Kabupaten Blitar 28 km dan kota Blitar 22 km, bisa ditempuh menggunakan kendaraan bermotor memakan waktu 1,5 jam hingga 1jam 45 menit. Sedangkan jarak dengan ibukota Provinsi Jawa Timur 185 km ditempuh menggunakan kendaraan bermotor kurang lebih 6 jam.
Potensi Desa
Potensi Desa Lorejo setidaknya ada 2 (dua) potensi desa yang menonjol, masing-masing pertama, Pasar Trandisional Desa Lorejo, kedua Pasar Gawang.
Kondisi pasar Desa Lorejo. (Ist)
Pasar Tradisional Desa Lorejo
Keberadaan Pasar Tradisional ini merupakan satu satunya pasar tradisional yang masih eksis dan bertahan di wilayah Kecamatan Bakung sampai sekarang. Konon keberadaan pasar desa ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda.
Dengan tradisi yang memanfaatkan hari pasaran Kliwon, dan Pahing itu, sudah dikenal oleh masyarakat luas, terutama para kaum pedagang, baik para pedagang yang berasal dari wilayah Kecamatan Bakung, Kecamatan Wonotirto, Kecamatan Kademangan sampai Kota/Kabupaten Blitar. Bahkan pedagang dari wilayah Kabupaten Tulungagung pun juga ada yang mendatangi Pasar Desa Lorejo, pada saat hari pasaran Kliwon dan Pahing.
Pasar tradisional Desa Lorejo masih dilengkapi dengan keberadaan pasar hewan, seperti hewan kambing, ayam dan sebagainya.
Kedua Pasar Desa Gawang
Baca Juga : Diduga Kurang Hati-hati Pria Paruh Baya Terserempet Gerbong KA Alami Patah Kaki
Pasar Desa Gawang, meskipun namanya melekat dengan sebutan pasar, namun pasar Gawang tidak identik seperti pasar tradisional pada umumnya, namun lebih identik dengan tempat perbelanjaan rutin warga masyarakat dan warung-warung kopi yang dapat dijadikan persinggahan bagi para pelancong.
Lokasinya pasar Desa Gawang sangat strategis, keberadaanya di simpang empat untuk menuju ke beberapa kawasan obyek wisata, di antaranya arah Selatan menuju ke kawasan Pantai Wisata Tambakrejo, arah Barat menuju kawasan Wisata Pantai Pasur Desa Bululawang, Pantai Pangi Desa Tumpak Kepuh, ke arah Timur menuju Pantai Jebring Ngadipuro Kecamatan Wonotirto, dan ke Utara menuju ke Kota/Kabupaten Blitar.
Kepala Desa Lorejo Bambang Ismaki menyampaikan, Pasar Desa Lorejo dan Pasar Desa Gawang, merupakan potensi Desa Lorejo yang harus dikembangkan.
Menurutnya, pengembangan potensi desa sangat diperlukan, karena dengan peningkatan dan pengembangan potensi desa akan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.
"Salah satunya kami akan merevitalisasi pasar Gawang, kios-kios yang ada di Gawang ini akan kami tata sedemikan rupa, agar menjadi kawasan yang menarik, dengan tertatanya kios di Gawang diharapkan bisa menciptakan daya tarik bagi para pelancong yang akan menuju obyek wisata Pantai Selatan mau singgah beristirahat sejenak untuk berbelanja di toko-toko atau ngopi-ngopi di warung kios Gawang, kalau banyaknya pengunjung yang mau singgah di pasar Gawang otomatis meningkatkan perekonomian masyarakat," ungkap Bambang Ismaki.
Baca Juga : Bawaslu Kabupaten Blitar Gelar Sosialisasi Pengawasan Pilkada 2024 Bersama Pegiat Media Sosial
Suasana Pasar Desa Gawang. (Ist)
Ungkapan Kepala Desa Lorejo Bambang Ismaki ini bukan hanya isapan jempol semata, karena berbagai fasilitas keperluan primer masyarakat di sekitar sudah tersedia, seperti pertokoan, toko bangunan, perbankan, Puskesmas, warung makan, warung kopi dan sebagainya sudah tersedia di kawasan Gawang.
Lebih lanjut Bambang Ismaki mengatakan, Desa Lorejo tahun 2024 ini sudah menyandang predikat sebagai Desa Mandiri, dan ini satu-satunya desa yang ada di wilayah Kecamatan Bakung yang menyandang predikat Desa Mandiri.
Sertifikat Status Desa Lorejo menjadi desa Mandiri telah diserahterimakan oleh Bupati Blitar Rini Syarifah kepada Kepala Desa Lorejo Bambang Ismaki beberapa waktu lalu.
"Saya menyampaikan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada pemerintah pusat dan daerah yang telah memberikan kepercayaan kepada Desa Lorejo menjadi desa Mandiri, karena dengan menyandang predikat Desa Mandiri, setidaknya akan menjadikan pemacu semangat bagi Pemerintah Desa Lorejo, bersama lembaga desa dan masyarakat untuk maju bersama membangun desa kearah yang lebih baik lagi. Saya juga berterima kepada seluruh komponen yang ada, jajaran forkompincam Kecamatan Bakung, perangkat desa berserta lembaga desa dan seluruh masyarakat Desa Lorejo atas dukungannya sehingga Desa Lorejo meraih predikat Desa Mandiri," ucapnya.
Sekedar untuk diketahui, Desa Mandiri atau Desa Sembada adalah gambaran dari kesuksesan pembangunan desa. Desa ini memiliki kemampuan luar biasa dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya. Dengan Indeks Desa Membangun (IDM) lebih besar dari 0,8155, Desa Mandiri mampu mempertahankan ketahanan sosial, ekonomi, dan ekologi secara berkelanjutan.
Berdasarkan UU No 6 tahun 2014 Desa mandiri adalah desa yang mempunyai ketersedian dan akses terhadap pelayan dasar yang mencukupi, infrastruktur yang memadai, aksesibilitas/transportasi yang tidak sulit, pelayanan umum yang bagus, serta penyelenggaraan pemerintahan yang sudah sangat baik. Desa Mandiri adalah desa yang memiliki nilai Indeks Pembangunan Desa (IPD) lebih dari 75. (sunyoto)