GRESIK | B-news.id – Masyarakat industri cenderung multi etnis, otomatis budaya, kebiasaan , bahasa daerah, kepercayaan juga sangat beragam, untuk membuat suasana yang nyaman serta kondusif, maka dibentuklah suatu Forum Pembauran Kebangsaan (FPK).
Seusai dikukuhkan dan dilantik bersama empat kecamatan lainnya di Gresik, 5 Agustus 2024 lalu, pengurus Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kecamatan Kebomas, Gresik, beraudiensi kepada Camat Kebomas, Tri Joko Efendi, Jumat (6/9).
Disepakati, kondisi masyarakat yang kondusif, mutlak mendapat perhatian guna penciptaan tatanan kehidupan yang harmonis, tenteram penuh kebersamaan di tengah keberagaman etnis dan atau suku bangsa di Kebomas.
Kehadiran pengurus FPK Kebomas di kantor camat Kebomas dipimpin oleh Ketua FPK Kebomas Abdul Salim bersama Sekretaris Suhartoko, beserta beberapa anggota pengurus lainnya. Di ruang kerja camat, pengurus FPK itu diterima Camat Tri Joko Efendi yang didampingi Kasi Kesra Yunanto.
“Sebagai kawasan yang berkembang dan banyak tumbuh industri dan kawasan perdaganan, sudah semestinya Kebomas punya daya tarik bagi berbagai etnis untuk mencari pekerjaan di sini. Ini tantangan yang harus kita hadapi, karena mau tidak mau, di kecamatan ini jadi residu dari berbagai kebijakan pemerintah. Kita mesti antisipasi fenomena ini,” ujar Camat Kebomas Tri Joko Efendi saat sesi dialog dengan FPK.
Baca Juga : UISI Luluskan Ratusan Sarjana dan Siap Memasuki Dunia Kerja
Ia berpesan, sebagai bagian dari sub-siste, kecamatan Kebomas, kata Tri Joko, FPK sudah selayaknya berperan aktif ikut menciptkan kondisi yang kondusif di masyarakat. FPK yang memiliki unsur dari berbagai etnis masyarakat, lanjutnya, tentu lebih fleksibel dalam melakukan pendekatan kepada berbagai elemen masyarakat.
“Kami dari pemerintah kecamatan siap bekerja sama dan mendukung penuh FPK dalam menjalankan program kerja yang akan dilakukan,” tambahnya.
Baca Juga : PT Indospring Berikan Bimbingan dan Pelatihan Bagi Siswa SMK PGRI 1 Gresik
Ketua FPK Kebomas, Abdul Salim mengatakan, tahap pertama pihaknya akan melakukan sosialisasi ke berbagai elemen masyarakat di wilayah kerjanya. Di antara yang akan dibidik pada tahap pertama adalah sekolah-sekolah SLTA dan SLTP.
Setelah itu, FPK menyasar elemen masyarakat lainnya yang terdeteksi memiliki keragaman etnis. Tujuannya, memberikan penyadaran kepada masyarakat untuk bisa hidup berdampingan secara rukun dan damai meski berbeda suku atau etnis.
“Spirit Bhinneka Tunggal Ika akan menjadi penyemangat kita dalam berkehidupan masyarakat yang majemuk ini. Sebagai kawasan perkotaan yang banyak tumbuh industri, baik dalam negeri maupun asing, wajar jika Kebomas dihuni oleh berbagai etnis. Tapi jika bisa berdampingan penuh kebersamaan, betapa indah hidup ini,” tandas Salim yang jurnalis senior ini. (ali)