KOTA MOJOKERTO | B-news.id - Meskipun termasuk Kabupaten/ Kota yang rendah angka stuntingnya namun pemerintah kota (Pemkot) Mojokerto terus berupaya menekan angka stunting hingga zero new stunting. Termasuk melakukan 8 Aksi Konvergensi Stunting di Kota Mojokerto.
Hal ini disampaikan oleh Pejabat (Pj) Wali Kota Mojokerto Moh Ali Kuncoro dihadapan tim panelis yang terdiri dari Bappeda Provinsi Jawa Timur, BKKBN Provinsi Jawa Timur, DP3AK Provinsi Jawa Timur, IBI Jawa Timur dan UNICEF Jawa Timur secara daring di Sabha Mandala Madya, Balai Kota Mojokerto pada Kamis (30/5) sore.
Sedangkan yang dimaksud dengan 8 Aksi Konvergensi Stunting adalah Analisa Situasi Stunting, Rencana Kegiatan Aksi, Rembug Stunting, Regulasi tentang Stunting, Pembinaan Unsur Pelaku, Sistem Manajemen Data dan Data cakupan sasaran publikasi serta Review Kerja.
"Permasalahan stunting memang menjadi masalah nasional, penurunan stunting juga menjadi concern kami. Untuk itu kami benar-benar kerahkan usaha yang maksimal bahkan kita libatkan 17 OPD dan sinergi kolaborasi Pentahelix," ujar mas Pj sapaan akrab dari Ali Kuncoro.
Tim panelis dari BKKBN, DP3AK, IBI dan UNICEF Jawa Timur. (ist)
Baca Juga : Batik Kota Mojokerto Kembali Melenggang di JMFW 2025 Jakarta
Beragam kegiatan dalam pelaksanaan 8 aksi konvergensi stunting di Kota Mojokerto tahun 2023. Pemkot Mojokerto memiliki salah satu inovasi andalan yaitu Canting Gula Mojo (Cegah Stunting Gerak Unggul Pemberdayaan Masyarakat Kota Mojokerto).
"Bahkan Canting Gula Mojo juga merupakan strategi pencegahan stunting dari hulu ke hilir. Jadi kita pantau mulai dari remaja putri, kita edukasi dan kita pantau TTD oleh KKR/PIK-R, kemudian calon pengantin kita edukasi dengan pemeriksaan pra nikah di poli Laduni dan ini bisa diakses di setiap puskemas," jelasnya.
Baca Juga : Pemkot Mojokerto Kembali Raih Penghargaan Top Inovasi Pelayanan Publik dari Kemenpan RB
Selanjutnya mengenai ibu hamil, ibu pascah persalinan dan anak usia 0 sampai 5 tahun. Kegiatan ini semua juga termasuk rangkaian inovasi Canting Gula Mojo. Dan melalui inovasi Canting Gula Mojo ini Kota Mojokerto mampu menekan stunting secara signifikan. Terbukti berdasarkan data EPBGBM prevalensi stunting pada April 2024 berada diangka 1,95% turun jika dibanding tahun 2023 lalu yang diangka 2,04%.
"Kami tetap terus pantau data-data bahkan yang terupdate dengan mudah melalui aplikasi Gayatri (Gerbang Layanan Informasi Terpadu dan Terintegrasi) by name by address. Alhamdulillah data yang kita punya ini sudah terintegrasi dengan SATU SEHAT Kementerian Kesehatan," pungkasnya. (eko)